“ Loe kok milih
sasing ( Sastra Inggris ) sih, Val ? Mau jadi guru ya ? “
“ Sasing ? Emang
kalau udah lulus kerjanya apa ? “
“ Kenapa milih sasing
? Kok gak langsung ambil PBI ( Pendidikan Bahasa Inggris ) saja ? “
“ Kan Inggris bisa belajar private atau kursus, jadi ngapain milih sasing ? “

Yep, and there are
lots more than that. Banyak banget teman, saudara bahkan keluarga sendiri
pun tanya mengapa gue milih sasing dibandingkan prodi ( Program Studi ) yang
lain. Banyak juga yang sekilas berpikir karena gue milih itu berarti gue mau
jadi guru . Well, mereka gak salah
sih karena tiap orang pasti punya pemikiran yang berbeda – beda . Tapi faktanya
masih banyak orang yang meragukan prodi sasing atau sastra inggris itu kurang
bisa mencerahkan masa depan anak muda di Indonesia ini . Dengan berbagai alasan
umum seperti belajar inggris itu bisa lewat les private, kursus, belajar disekolah dan lain sebagainya. That’s true but belajar di private, kursus ataupun disekolah hanya
sekedar pengetahuan umum pada bahasa inggris seperti vocabulary, tenses, and type of texts. Sedangkan sastra inggris
mempelajari jauh lebih dalam dari sekedar hal umum tersebut, sama seperti
sasindo ( Sastra Indonesia ) yang juga lebih dalam mempelajari ketatabahasaan yang
lebih dalam dibandingkan kita sekedar belajar bahasa indonesia disekolah .
Memang benar belajar bahasa inggris bisa sesuai dengan progress bidang studi yang kita ambil dan disesuaikan seperti jika
kita mengambil prodi management dan
bahasa inggrisnya akan disesuaikan dengan kebutuhan prodi tersebut, atau
kedokteran yang bahasa inggrisnya juga disesuaikan dengan bahasa inggris sains
kedokteran , tapi tetap saja tidak menutup kemungkinan bahwa sastra inggris
juga butuh dipelajari lebih dalam dibandingkan hanya sebagai “penyesuaian” .
Tanpa adanya orang yang mempelajari sastra baik itu sastra indonesia atau
sastra inggris, dunia bahasa tidak akan bisa berkembang . Bahasa merupakan
pengantar pertama dalam dunia komunikasi secara lisan maupun tulisan .
Faktanya memilih prodi sasing tidak akan berakhir menjadi
seorang guru saja . Jika kita mengambil bidang pendidikan ruang lingkupnya
berada disekitar dunia pendidikan seperti jadi guru disekolah , membuka tempat
les /
kursus pribadi, dosen , kepala sekolah, wakil kurikulum . Sedangkan
sastra inggris bukan hanya sekedar pendidikan . Lulusan sasing bisa menjadi
seorang guru, buka les/kursus pribadi, penerjemah ( translator ), editor
sebuah redaksi majalah / periklanan / koran, asisten perusahaan asing, tour guide, penulis novel / naskah drama / naskah film / puisi, and lots more .
Di sasing kita gak hanya belajar mengenai bahasa inggris
semata . Bahasa Inggris memiliki 4 aspek utama reading, writing, listening and speaking. Dan bahasa inggris kita
dalam lisan maupun tulisan akan jauh lebih meningkat, kita juga akan belajar structure, book report, vocabulary,
pronunciation, sejarah Umum Inggris, Amerika & Eropa, Poetry, Prose, Business Writing,
Sociolinguistics, Journalism dan masih banyak lagi .
Apakah akan membosankan ? Itu akan jadi menyenangkan bagi
yang memang mau belajar dan mencoba mencintainya. Sama seperti mahasiswa lain
yang memilih prodi tersebut, pasti karena alasan tertentu seperti mereka
menyukainya ataupun memang terpaksa karena keadaan tertentu.
Lalu bagaimana dengan gue ? Apa memang dari awal milih
sasing ?
Jawabannya adalah enggak . Gue masuk kelas 2 SMA milih
jurusan IPA karena memang gue pengen jadi midwife
( bidan ) . Tapi karena sikon keluarga tidak mendukung, orang tua gue bilang
kalau kuliah kebidanan itu mahal dan ortu gue gak sanggup, jadi gue lepasin
cita – cita gue . Sempat tertekan karena gak tau mau milih jurusan apa . Pengen
tunda kuliah 1 tahun tapi ortu gue pengen gue segera kuliah , jadi demi ortu
dank arena sikon tertentu akhirnya milih sasing, dikarenakan dalam nilai rapor
memang bahasa inggris yang nilainya selalu tinggi . Dan juga dapat beasiswa
dari pihak sekolah SMA gue dulu . Jujur, sebenarnya beasiswanya bagi gue cukup
merugikan karena ada ikatan kerja, tapi yahhh demi ortu akhirnya gue terima
saja . Dan gue yakin bukan cuman gue yang menghadapi hal yang sama . Yang
membedakan hanyalah apakah mau dikalahkan oleh sikon atau mulai mencoba untuk
mencintai sikon tersebut dan gue memilih untuk mencintainya . Mungkin memang
harus kehilangan cita – cita, tapi disisi lain jika tidak memilih sasing
mungkin gue gak akan bisa ke Yogyakarta ( gue dari Batam ), bertemu teman baru,
pengalaman nginap di PSM, pengalaman merantau dan jadi anak kost, menjadi salah
satu mahasiswa Sanata Dharma , belajar lebih mandiri dan lebih berpikir dewasa
dalam menyikapi sebuah masalah . Selain itu juga, pasti bahkan ada yang lebih
buruk keadaan “terpaksanya” dibandingka diri kita sendiri. Apa salahnya mencoba
untuk mencintai terlebihdahulu jika dibandingkan langsung menyerah diterjang
sikon yang kurang sesuai.
Ada juga yang pernah bertanya mengapa memilih Sastra Inggris
di Sanata Dharma dibandingkan Universitas lain yang namanya lebih terpandang padahal sama – sama di Jogja ?
Gue milih SaDhar karena predikat universitas swasta sasing
terbaik nomor 1 adalah Sanata Dharma .
Sedangkan jika digabungkan dengan universitas negeri, USD ( Universitas Sanata
Dharma ) adalah nomor 2 [ Nomor 1 UI
(Universitas Indonesia ) ] . Tapi gue bukan tipe orang yang terlalu
mementingkan gelar anak lulusan mana, gue tipe orang yang memang jika ada yang
lebih baik mengapa tidak ? Tapi itu tetap saja tergantung dengan pribadi masing
– masing yang inginnya seperti apa .
BTW, sepertinya udah terlalu panjang yang dibahas, nanti
jadi ngelantur ke sana ke mari pula . Sekian dulu dehh ya, nanti kalau ada yang
mau dibahas akan dibahas di post – post
berikutnya .
See you !
With love,
Valensia Jasmine .
No comments:
Post a Comment